Internasional | Republika Online - Republika |
Terkait dengan adanya serangan di dua masjid Selandia Baru, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan tersangka penembakan itu pernah membuat berbagai ancaman terhadap muslim Turki. Pasalnya dengan jelas, Erdogan mengatakan bahwa tersangka pernah dua kali mengunjungi Turki dan memperingatkan warga Turki tidak memiliki tempat di Eropa.
Namun menurut Erdogan, otoritas Turki kini sedang menyelidiki kunjungan dan kontaknya di negara tersebut.
Presiden Turki ini juga menunjukkan video, termasuk manifesto online dan tayangan penembakan yang telah dibuat blur, melalui layar besar pada para pendukungnya dalam kampanye pemilu.
“Kita tidak ingin melihat konflik salib dan bulan sabit lagi,” kata Erdogan merujuk konflik antara Kristiani dan Muslim.
Dia menjelaskan, pelaku penembakan pernah mengatakan dia ingin muslim Turki dipindahkan dari wilayah Eropa.
Mayoritas masyarakat muslim Turki banyak tersebar di Eropa dan sebagian di Asia yang dikenal sebagai Anatolia. Kota terbesar Turki, Istanbul, terpecah antara bagian Asia di Bosphorus timur, dan bagian Eropa di Selat Bosphorus bagian barat.
“Orang jahat yang membunuh 49 saudara dan saudari itu mengatakan kita dapat tinggal di sisi Anatolia, kita tidak bisa melintasi sisi Eropa. Kamu pikir kamu siapa?” ucap Erdogan, dilansir Al Jazeera.
“Pelaku menargetkan negara kita, bangsa kita dan saya sendiri. Negara-negara penjuru dunia, khususnya di Barat, perlu menjaga agar tidak terjadi penguatan Islamophobia,”Kata Erdogan.
Bahkan pada 2016 yang lalu, pelaku penembakan bernama Tarrant itu masuk turki dua kali selama sepekan pada Maret dan lebih dari sebulan pada September. Hal itu diungkapkan oleh Sumber keamanan Turki.
Bahkan otoritas Turki mulai menyelidiki semuanya dari catatan hotel hingga rekaman kamera untuk mengetahui alasan kunjungannya.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar